Kanker
adalah penyakit yang mematikan. Dewasa ini penderita penyakit kanker semakin
meningkat. Mayoritas penderita penyakit ini berujung pada kematian. Kanker
menyerang pengidapnya dengan sangat cepat dan ganas. Pengobatan penyakit ini
harus melalui operasi dan kemoterapi. Tentunya dengan biaya yang sangat mahal.
Sehingga banyak masyarakat kita yang tidak tertangani dengan baik karena
terbentur biaya.
Namun,
akhirnya angin segar menyapa penderita kanker. Seorang putra daerah yaitu
Warsito Taruno berhasil menemukan alat pembasmi kanker tanpa operasi dan
kemoterapi. Warsito yang lahir di Karang Anyar 15 Mei 1967 ini melakukan
penelitian selama bertahun-tahun dengan mengembangkan disiplin ilmu yang
dikuasainya yaitu Teknik Kimia.
Warsito
kecil hidup di sebuah desa di Karanganyar Solo, menghabiskan masa kecilnya
sebagai anak desa. Bermain bersama teman-temannya di alam bebas. Sejak kecil
Warsito terkenal sebagai anak cerdas dan hobi membaca.
Orangtuanya
sangat mendukung potensi yang dimiliki putra ke enam dari delapan bersaudara
ini. Setelah lulus SMU, Warsito melanjutkan kuliah di UGM dengan mengambil
jurusan Tehnik Kimia Warsito
tidak menyelesaikan kuliahnya di UGM, karena mendapat beasiswa untuk kuliah di
Jepang. Akhirnya, Warsito mengenyam pendidikan S-1 hingga S-3 di negeri
matahari terbit itu.
Warsito
mengembangkan tomografi, yaitu teknologi untuk memindai berbagai macam objek
dari tubuh manusia, proses kimia, industri perminyakan, reaktor nuklir hinga
perut bumi. Penemuannya yang paling spektakuler adalah tomografi volumetric 4D
yang dipatenkan di Amerika dan lembaga paten internasional PTO/WO tahun 2006.
Teknologi temuannya ini telah digunakan oleh NASA (Lembaga Antariksa Amerika
Serikat) untuk memindai obyek dielektrika pada pesawat ulang-alik selama
misinya ke antariksa.
Menurut
jurnal yang diterbitkan oleh American Chemistry Society, teknologi temuan DR.
Warsito diperkirakan akan mengubah drastis perkembangan riset dan teknologi di
berbagai bidang ilmu, dari energi, proses kimia , kedokteran, hingga nano
teknologi.
Berkat
hasil penemuannya ini, Warsito sempat bekerja di NASA Amerika Serikat. Saat
itu, Warsito satu-satunya orang Indonesia yang bisa melakukan riset di sana.
Warsito pun diundang menjadi dosen tamu ke beberapa negara.
Kemudian,
Warsito ingin mengembangkan hasil penemuannya dalam bidang kesehatan. Ia
meyakini hasil penemuannya bisa diterapkan dalam bidang kesehatan. Selanjutnya,
Warsito melanjutkan risetnya, sampai kemudian menemukan cara untuk mendeteksi
sel kanker dan sekaligus membasminya. Demi mengembangkan penemuannya ini,
Wasito menolak tawaran menjadi mentri dan pekerjaan di luar negeri dengan gaji
yang jauh lebih tinggi. Dengan modal uang sendiri, Warsito melakukan riset demi
kepentingan orang banyak.
Pada
saat yang sama, kakak perempuannya yaitu Suwarni menderita sakit kanker
payudara dan kondisinya sudah stadium 4, sehingga dokter yang menanganinya
memprediksikan Suwarni hanya mampu bertahan beberapa bulan saja. Kemudian
Warsito menawarkan alat hasil penemuannya. Ternyata, tanpa diduga alat penemuan
Warsito bisa membasmi kanker yang menggerogoti tubuh kakaknya. Keberhasilan ini
memicu semangat Warsito untuk mengembangkan hasil penemuannya ini.
Foto ilustrasi: google
Foto ilustrasi: google
Hebat ya
ReplyDeleteJoss
ReplyDelete